1 Mendapatkan gambaran untuk proses produksi yang akan dilakukan. 2. Merancang naskah yang matang, sehingga tim prosuksi dan pemain dapat memahami secara teknis bentuk video yang akan diproduksi. 3. Sebagai panduan dalam pengambilan gambar. 4. Mengetahui kebutuhan alat dan properti yang harus dipersiapkan.
404 Not Found Back to home page
68 Pendiri kelompok teater "Bengkel Teater" adalah. Jawaban: W.S. Rendra 69. Man and Superman adalah teater karya Jawaban: George Bernard 70. Puncak masalah ketika ketegangan dalam permainan teater terjadi disebut. Jawaban: klimaks 71. Jelaskan fungsi dari teater mancanegara! Jawaban: fungsi dari teater mancanegara, yaitu: a. Hallo sobat pada kesempatan ini akan menyampaikan materi tentang Struktur Dramatik dalam naskah drama, lengkap dengan pengertian, skema, sifat, bentuk, tugas, contoh dan gambar supaya mudah dipahami. Struktur Dramatik – adalah sebuh peristiwa tunggal yang terdiri dari bagian-bagian yang mengandung pada tingkatan elemen dengan membentuk struktur dalam karya seni, yang terhubung pada pembentukan, dan dapat disunan dengan penulisan cerita. Langsung saja simak pembahasan dibawah ini…? Struktur Dramatik Adalah Struktur Dramatik Adalah salah satu jenis karya sastra yang merepresentasikan tentang kehidupan manusia dengan gerakan yang menunjukkan realitas pada kehidupan yang memiliki karakter yang melalui peran yang akan dipentaskan. Struktur Dramatik dapat juga disebutkan dalam repertoar teater lakon, dengan karya yang dibuat oleh penulis, yang didasarkan pada isi cerita dalam drama. Hal ini juga sebagai karya tulis, yang memiliki struktur khusus yang membedakannya sebagai struktur dramatis yang dapat mengacu pada tindakan atau peristiwa yang akan disajikan di atas panggung untuk menyampaikan karya tersebut. Maka naskah drama akan dirancang dan dapat dilakukan untuk penonton nanti yang membutuhkan kualitas komunikasi dengan masalah yang dapat dapat disajikan secara penuh dan mendalam pada pertunjukan drama. Dalam sebuah sstilah Struktur Dramatik berasal dari kata-kata dalam bahasa kode Jawa dan Wara dan kemudian sebagai makna dalam ajaran seni teater yang dibuat dengan simbolisme. Dengan kegiatan teater yang menggunakan naskah dialog, sedangkan dalam drama tradisional improvisasi yang digunakan dalam dialog sebagai Struktur Dramatik . Baca Juga Teater Transisi Sifat Struktur Dramatik dalam sebuah peristiwa yang mengandung unsur aksi yang disusun dengan mempertahankan kesinambungan cerita dari awal hingga akhir. Sebagai mengajarkan tentang trilogi drama Kesatuan waktuKesatuan tempatKesatuan acara Berikut beberapa sifat Struktur Dramatik diantaranya adalah. 1. Pameran – Bagian pertama dari sebuah cerita yang berisi penjelasan dan informasi tentang karakter dengan masalah atau lokasi dan waktu 2. Tindakan hasutan – Tindakan / peristiwa oleh pemeran yang membangun kecenderungan untuk bertindak, yang dikenal sebagai titik serangan 3. Konflik – Meningkat dari Aksi Aksi sebagai konflik awal yang bertabrakan pada saat karakter akan dimulai. 4. Krisis – Berkembangnya konflik hingga klimaks. Ini berarti bahwa karakter mulai menunjukkan tindakan mereka terhadap masalah yang mereka hadapi. 4. Resolusi – adalah sebuah pernyataan yang dapat menyatukan masalah yang ditanggung oleh eksekutif untuk menemukan solusi dalam peranan pada pertunjukan. 6. Kesimpulan – fase terakhir dari jalinan struktur dramatis, di mana nasib para pemimpin mendapatkan kepastian. Baca Juga Media Karya Seni Rupa 2 Dimensi Skema Struktur Dramatik Menurut Hudson telah menyatakan skema aksi dramatis tersebut diatur sebagai garis dengan perilaku, dan terdapat elemen yang struktural atau bagian plot yang mewakili adegan sehingga perilaku permainan dapat dibaca dengan jelas. Skema tersebut dapat digambarkan adalah sebagai berikut. 1 = Pameran Fase Pameran adalah sebuah karya awal atau pada saat memaparkan materi yang relevan dalam karya tersebut dengan bahan-bahan yang berisi karakter yang ada sebagai berlangsung acara yang hadapi. 2 = Insiden awal Insiden awal adalah sebuah insiden yang jadi memicu konflik, baik dari karakter utama dengan karakter sekunder, yang dapat menunda aksi dalam permainan. 3 = Pertumbuhan perilaku Pertumbuhan perilaku hal ini merupakan sebuah tindakan dengan konflik sebagai karakter yang lebih sulit dalam komplikasi yang semakin rumit sebagai jalan keluar pertunjukan. Baca Juga Fungsi Tata Rias Dalam Teater 4 = Krisis atau titik balik Krisis atau titik balik adalah sebuah situasi di mana permainan akan berakhir pada titik yang sangat tegang atau konyol dengan menunjukkan perilaku yang naik ke titik belok. 5 = Penyelesaian atau penurunan nilai Penyelesaian atau penurunan nilai adalah sebuah bagian dari permainan yang dapat mewakili tingkat penurunan emosi dan jalan keluar dari konflik pada pertunjukan. 6 = Keputusan Keputusan adalah sebuah berjalannya pertunjukan dengan konflik yang terjadi dalam permainan dan dapat diakhiri pada skema yang dikembangkan dari berbagai variasi dengan penempatan elemen konflik dan solusinya. Nah demikianlah sobat yang dapat kami sampaikan pembahasan tentang, Struktur Dramatik dalam sebuah karya seni, semoga apa yag sudah kami sampaikan dapat berguna dan bermanfaat sekian dan terima kasih. Baca Juga Fungsi Sutradara Disisi lain tahun 1877 Emile Reynaud mengenalkan alat yang disebut Praxinoscope. Alat ini mirip sekali dengan Zoettrope, Namun ditengah drum diberi kaca prisma sehingga efek gambar yang terlihat semakin dramatis. Alat ini kemudian menjadi populer dan Reynaud mulai mem-bisniskan alat penemuannya tersebut dalam bentuk teater hiburan.
Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pertunjukan dengan medium utamanya manusia dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, antara lain; Naskah, Pelaku Seni dan Pentas. 1. Naskah atau lakon Naskah atau lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater, khususnya teater non tradisional ditangan sang kreator, yakni Sutradara peramu Drama, atau Teater merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni dari teks tulisan menjadi wujud pertunjukan Dalam pertunjukan teater, kedudukan naskah menjadi unsur penting. Naskah yang telah ditentukan sebagai bahan pertunjukan Teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; Alur Plotting, Tema Thought, Tokoh Dramatic Person, Karakter Character, Tempat kejadian peristiwa Setting, dan Sudut pandang pengarang Point of view. Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur pemeranan, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari unsur-unsur seni teater, kita awali dengan memahami lakon atau naskah melalui beberapa unsur didalamnya, antara lain sebagai berikut. a. Alur atau Jalan cerita Alur dalam bahasa Inggris disebut Plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Dan Alur mundur, cerita berjalan, yaitu; penggambaran cerita mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. Alur di dalam cerita dibangun oleh sebuah struktur. Struktur cerita menurut Aristoles adalah sebagaima di bawah ini. Introduksi = Pengenalan tokoh Arif, Tuti, Ayah, Ibu, Paman dan Orang Tua Arif Reasing Action = tokoh utama memiliki itikad Tokoh Arif Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang tua Arif melamar Tuti Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah Arif dan Tuti bersanding dipelaminan Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. b. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok; 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada Lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater atau Drama , biasanya tentang; kepahlawanan heroic, pendidikan educatif, sosial social, kejiwaan psikologi, keagamaan religius. Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh kembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, dalam memahami tema. Temanya pendidikan; masalahnya adalah “ narkoba “, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab menghilangkan nyawa. c. Setting Setting dalam sebuah lakon/naskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam bus, dst. Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang, mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, jaman Belanda, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi. Latar peristiwa kejadian sebagai bagian dari unsur Setting di dalam lakon, misalnya; kondisi perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dst. d. Point of view Setiap lakon, termasuk lakon Teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun bagi semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan rasa pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda -tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika kreator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon/ naskah yang ditulis. Apabila penulis naskah tidak dapat dihubungi dapat melakukan wawancara dengan sesama penulis satu angkatan atau dengan para penulis seniornya. 2. Pelaku Seni Pelaku dalam Teater adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan artistik dalam penciptaan karya Teater. Para pelaku di dalam Teater terdiri dari Sutradara, Pemeran, pemusik, penata pekerja pentas dan pekerja panggung. Sutradara secara harfiah sebagai pemeran pertama lakon. Sutradara disebut juga dengan pengatur laku atau pelaku. Sutradara memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai pengatur, peramu, pengemas dan pengarah di dalam garap Teater. Sutradara dalam istilah lain disebut dengan Art Director atau Pimpinan Artistik. Oleh karena itu, Sutradara di dalam garapan Teater sebagai pemegang komando, pemegang kebijakan dan pemegang keputusan dalam menentukan nilai dari sebuah kualitas keindahan dalam garap Teater. Dalam pelaksanaannya, mengingat rumitnya dan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya Sutradara dibantu oleh Asisten Sutradara. Pemeran atau istilah dalam Teater lebih kena dengan pemain merupakan sosok pemeran yang membawakan cerita berdasarkan pengkarakteran tokoh. Tugas dan tanggungjawab Pemeran di dalam Teater adalah memerankan tokoh-tokoh cerita di dalam naskah sesuai arahan Sutradara. Adapun penokohan di dalam Teater dapat dibagi dalam beberapa peran atau penokohan cerita, antara lain Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility. 3. Pentas Pentas dapat diartikan sebagai tempat, pertunjukan atau pergelaran seni. Membahas tentang pentas, tidak akan lepas dari orang yang menata pentas dan orang-orang yang terlibat dalam pewujudan pentas Teater. Penata pentas Teater adalah para perancang atau disainer artistik Teater yang memiliki keahlian di bidang seni visual panggung, rias busana, dan property dan seni audio musik. Tugas dan tanggungjawab para perancang pentas adalah membantu Sutradara dalam penuangan gagasan bentuk seni ke dalam wujud nyata pertunjukan. Para penata artistik di dalam pelaksanaan dibantu oleh beberapa orang pekerja pentas yang dipilih oleh penata pentas. Baca Juga Jenis - Jenis Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Pengertian Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Kreativitas Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater Demikian Artikel Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Cara Dari Sebuah Tari Kreasi Berdasarkan Dengan Iringan Medium, Bahan, Dan Teknik Kreativitas Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater Alat, Bahan Dan Teknik Berkarya Seni Patung Kegiatan Evaluasi Dalam Pameran Seni Rupa
b KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita, masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks c) EVALUASI: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-14 172001 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d743d588f59b8a0 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
SeniPatung e. Seni Relief 2. Perpaduan antara seni rupa Dua Dimensi Dengan Seni Rupa Tiga Dimensi Disebut a. Seni Murni b. Seni Patung c. Seni Lukis d. Seni Terapan e. Seni Relief 3. Gambar Yang Mengungkapkan Bentuk Objektif Dengan Nilai Subjektif Melalui Ekspresi dan Hasil Kreasi Adalah
Jenis dan Bentuk Lakon – Hallo Assalamualaikum sebelumnya kita sudah bahas seni peran. Nah, kali ini saya mau bahas tentang lakon. Apa saja sih yang ada pada lakon? mari kita simak. TEKNIK DASAR SENI PERAN Baca juga 6 JENIS LAGU NUSANTARA YANG WAJIB KAMU KETAHUI 1. Jenis Lakon Lakon dibangun oelh peristiwa di dalam adegan. Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh. Dalam satu babak bisa lebih dari satu adegan. Babak adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting tempat, waktu,dan kejadian peristiwa dalam sebuah peristiwa kejadian. Berdasarkan jumlah babaknya lakon dibedakan menjadi dua jenis yaitu Lakon pendek, yang terdiri satu babak dengan beberapa peristiwa adegan didalamnya. Lakon Panjang, dapat dipentaskan mencapai tiga sampai lima babak dengan beberapa adegan. Kejadian dan peristiwa lebih dari satu tempat setting cerita, sehingga alur cerita pun cukup rumit tidak sederhana dan memakan waktu, antara 90-120 menit atau dalam lakon pendek hanya memakan waktu 45-60 menit. 2. Bentuk Lakon Pada dasarnya bentuk-bentuk lakon dalam seni teater dan snei drama yaitu sama yakni lakon; tragedi, komedi, tragedi komedi, dan melodrama. Lakon berbentuk tragedi, biasanya mengndung unsur sejarah perjuangan, memiliki pola kejayaan dan keruntuhan bahwa peran utama mengalami irama tragis; poima itikad peran utama, mathemaperan utama mengalami hambatan, pathema klimaks peran utama yakni mengalami kecacatan atau kematian. Berapa contoh lakon tragedi janur kuning, Bandung lautan api dll. Lakon komedi, biasanya penceritaannya diulang-ulang, menjadi bahan tertawaan, menghibur orang lain, penuh dengan satir, dan berujung kebahagian atau tragis akibat perbuatannya sendiri. contoh Si kabayan, Warkop DKI dll. Lakon tragedi komedi, peran utama mengalami atau menjadi bahan tertawaan orang lain berujung tragis atau mengalami penderitaan atau kematian. Contoh Si pitung jago betawi, Samson betawi dll. Lakon Melodrama, biasanya mengangkat tema-tema keluarga, percintaan atau kisah dua sejoli yang berujung dalam memadu kasih. Contoh Romi dan Juli, Si doel anak sekolahan dll. B. Unsur Lakon Teater Teater merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan medium utamanya manusia yang dibangun oleh bebrapa unsur pembentuknya, diantaranya unsur. Lakon yaitu sebagai ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentukgambaran konkret. Unsur lakon yaitu, alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang dari unsur-unsur tersebut hendaknya mengandung muatan Keutuhan unity yaitu setiap bagian yang ada menunjang kepada isi hati sastrawan. Keselarasan Harmony yaitu berkenaan dengan hubungn satu unsur dengan unsur lain, saling menunjang dan mengisi bukan mengganggu. Keseimbangan Balance, yaitu bahwa unsur-unsur karya sastra, baik dalam ukuranmaupun bobotnya harus sesuai seimbang dengan fungsinya. Fokus atau Pusat penekanan right emphasi yaitu unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih dari unsur. Unsur bahasa merupakan factor penting dalam berkomunikasi pemeran dan penonton. Berikut beberapa unsur lakon antara lain sebagai berikut 1. Alur atau Jalan Cerita Alur atau disebut plot yaitu jalan cerita, susunan cerita, atau rangkaian cerita yang dihubungkan dnegan sebab akibat. Didalam alur yaitu ada alur maju dan alur mundur. Alur maju yaitu suatu cerita yang mengalir dari A sampai Z. Sedangkan alur mundur yaitu penggambaran cerita yang mengakhirkan bagian awal atau bisa disebut flashback. Struktur cerita menurut Aristoteles yaitu pada gambar bawah ini. Intraproduksi = Pengenalan Tokoh Reacing Action = tokoh utama memiliki itikad Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama Resolusi = penurunan klimaks Kongklusi = kesimpulan cerita 2. Tema Tema adalah pokok pikiran yang mengandung tiga unsur pokok yaitu masalah yang diangkat, gagasan yang ditawarkan, pesan yang disampaikan. Tema yang biasa ada pada lakon drama yaitu kepahlawanan, pendidikan, social, kejiwaan, keagamaan. 3. Penokohan Penokohan dalam teater dibagi dalam beberapa peran yaitu Protagonis adalah tokoh utama,pelaku utama boglalakon atau disebut tokoh putih. Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama, atau disebut tokoh hitam. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Foil adalah tokoh yang berpihak pada lawan tokok utama, lebih berpihak kepada tokoh antagonis Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh, tokoh ini lebih netral. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat penutaraan suatu pendapat tokoh utama. Raisonneur adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton Untility adalah tokoh pembantu, baik dari protagonis maupun antagonis. 4. Karakter Watak adalah watak yang dimiliki tokoh didalam lakon. Watak yang dihadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus, misalnya status social, fisik, psikis, intelektual dan religi. 5. Setting Setting merupakan unsur yang menunjukan tempat dan waktu kejadian peristiwa. Tempat yaitu menunjukan pada tempat berlangsungnya kejadian. Waktu yaitu menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu. Latar peristiwa yaitu bagian dari unsur setting di dalam lakon. 6. Point of view Point of view merupakan sudut pandang pengarang. sebagai gambaran intelektual dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Demikian penjelasan saya mengenai jenis-jenis lakon. Sekian dan terima kasih, tingkatkan kemauan kalian untuk menuntut ilmu. terdapat kolam comen dan saran, tentunya saran kalian membuat motivasi kami agar lebih baik lagi. Okeyy see you next time. Sumber penulis Zackaria Soetedja, Dewi Suryati, Milasari, Agus Supriatna

Dalamteater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. tetapi semakin lama semakin gawat sehingga akhirnya ia sampai ke puncak yang disebut klimaks. Dalam lakon akan dijumpai dua hal yang sangat penting, yaitu pertama, konflik. Kedua, tokoh

Uploaded bydeviansdoni 0% found this document useful 0 votes5K views8 pagesDescriptiontanya jawabCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes5K views8 pagesSeni TeaterUploaded bydeviansdoni Descriptiontanya jawabFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Dalamteater terdapat tokoh yang menjadi pemeran utama yang disebut dengan tokoh . A. Antagonis D. Penurunan klimaks E. Mempersipkan setting tempat Teater yang muncul karena adanya spontanitas dengan menggunakan daya kreativitas serta imajinasi seorang pemain teater disebut dengan . A. Teater Boneka B. Teater Tutur C. Teater Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pertunjukan dengan medium utamanya manusia dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, antara lain; Naskah, Pelaku Seni dan Pentas. 1. Naskah atau lakon Naskah atau lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Teater, khususnya teater non tradisional ditangan sang kreator, yakni Sutradara peramu Drama, atau Teater merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni dari teks tulisan menjadi wujud pertunjukan Dalam pertunjukan teater, kedudukan naskah menjadi unsur penting. Naskah yang telah ditentukan sebagai bahan pertunjukan Teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; Alur Plotting, Tema Thought, Tokoh Dramatic Person, Karakter Character, Tempat kejadian peristiwa Setting, dan Sudut pandang pengarang Point of view. Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur pemeranan, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari unsur-unsur seni teater, kita awali dengan memahami lakon atau naskah melalui beberapa unsur didalamnya, antara lain sebagai berikut. a. Alur atau Jalan cerita Alur dalam bahasa Inggris disebut Plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Dan Alur mundur, cerita berjalan, yaitu; penggambaran cerita mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. Alur di dalam cerita dibangun oleh sebuah struktur. Struktur cerita menurut Aristoles adalah sebagaima di bawah ini. Introduksi = Pengenalan tokoh Arif, Tuti, Ayah, Ibu, Paman dan Orang Tua Arif Reasing Action = tokoh utama memiliki itikad Tokoh Arif Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang tua Arif melamar Tuti Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah Arif dan Tuti bersanding dipelaminan Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah atau lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup ; harmonis dan bermakna. b. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok; 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa; Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada Lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater atau Drama , biasanya tentang; kepahlawanan heroic, pendidikan educatif, sosial social, kejiwaan psikologi, keagamaan religius. Tema lakon di dalam Teater Remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh kembangkan mental, moral dan pikir. Contoh, dalam memahami tema. Temanya pendidikan; masalahnya adalah “ narkoba “, gagasan atau idenya adalah “ menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba sebab menghilangkan nyawa. c. Setting Setting dalam sebuah lakon/naskah merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur Setting di dalam lakon Dari Sebuah Berkarya Seni Teater, mengandung pengertian menunjuk pada tempat tengah berlangsungnya kejadian, misalnya; di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam bus, dst. Waktu sebagai bagian unsur Setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni; siang-malam, pagi sore, gelap terang, mendung cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, jaman Belanda, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi. Latar peristiwa kejadian sebagai bagian dari unsur Setting di dalam lakon, misalnya; kondisi perang, kondisi mencekam, kondisi aman, dst. d. Point of view Setiap lakon, termasuk lakon Teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun bagi semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan rasa pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda -tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika kreator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon/ naskah yang ditulis. Apabila penulis naskah tidak dapat dihubungi dapat melakukan wawancara dengan sesama penulis satu angkatan atau dengan para penulis seniornya. 2. Pelaku Seni Pelaku dalam Teater adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan artistik dalam penciptaan karya Teater. Para pelaku di dalam Teater terdiri dari Sutradara, Pemeran, pemusik, penata pekerja pentas dan pekerja panggung. Sutradara secara harfiah sebagai pemeran pertama lakon. Sutradara disebut juga dengan pengatur laku atau pelaku. Sutradara memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai pengatur, peramu, pengemas dan pengarah di dalam garap Teater. Sutradara dalam istilah lain disebut dengan Art Director atau Pimpinan Artistik. Oleh karena itu, Sutradara di dalam garapan Teater sebagai pemegang komando, pemegang kebijakan dan pemegang keputusan dalam menentukan nilai dari sebuah kualitas keindahan dalam garap Teater. Dalam pelaksanaannya, mengingat rumitnya dan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, biasanya Sutradara dibantu oleh Asisten Sutradara. Pemeran atau istilah dalam Teater lebih kena dengan pemain merupakan sosok pemeran yang membawakan cerita berdasarkan pengkarakteran tokoh. Tugas dan tanggungjawab Pemeran di dalam Teater adalah memerankan tokoh-tokoh cerita di dalam naskah sesuai arahan Sutradara. Adapun penokohan di dalam Teater dapat dibagi dalam beberapa peran atau penokohan cerita, antara lain Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility. 3. Pentas Pentas dapat diartikan sebagai tempat, pertunjukan atau pergelaran seni. Membahas tentang pentas, tidak akan lepas dari orang yang menata pentas dan orang-orang yang terlibat dalam pewujudan pentas Teater. Penata pentas Teater adalah para perancang atau disainer artistik Teater yang memiliki keahlian di bidang seni visual panggung, rias busana, dan property dan seni audio musik. Tugas dan tanggungjawab para perancang pentas adalah membantu Sutradara dalam penuangan gagasan bentuk seni ke dalam wujud nyata pertunjukan. Para penata artistik di dalam pelaksanaan dibantu oleh beberapa orang pekerja pentas yang dipilih oleh penata pentas. Baca Juga Jenis - Jenis Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Pengertian Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Kreativitas Dari Sebuah Pemeranan Seni Teater Demikian Artikel Aspek – Aspek Dari Sebuah Berkarya Seni Teater Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Memahami Konsep Dan Pengertian Dari Sebuah Musik Barat Alat, Bahan Dan Teknik Berkarya Seni Patung Cara Bepemeranan Dari Sebuah Seni Teater Modern Nilai Estetis Dan Membuat Tulisan Dalam Kritik Tari Fase Pasca Pementasan Teater Modern cMcbes.
  • vkvt6ooohf.pages.dev/109
  • vkvt6ooohf.pages.dev/237
  • vkvt6ooohf.pages.dev/209
  • vkvt6ooohf.pages.dev/200
  • vkvt6ooohf.pages.dev/31
  • vkvt6ooohf.pages.dev/392
  • vkvt6ooohf.pages.dev/66
  • vkvt6ooohf.pages.dev/118
  • vkvt6ooohf.pages.dev/297
  • dalam teater penurunan klimaks disebut